PANGANDARAN JAWA BARAT - Bakal Calon Bupati Pangandaran yang akan diusung oleh PDI Perjuangan harus sudah mengikuti jenjang pendidikan kader.
Jenjang pendidikan kader di PDI Perjuangan tersebut sebagai penguatan fondasi politik yang terstruktur.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya partai untuk menghasilkan kader berkualitas yang mampu memimpin dengan visi dan integritas.
Program pendidikan kader PDI Perjuangan diantaranya, Pendidikan Kader Pratama, Pendidikan Kader Madya dan Pendidikan Kader Utama.
Baca juga:
Politik Nasional dan Pangandaran Tahun 2014
|
Pendidikan kader tersebut merupakan pembekalan pendidikan politik yang komprehensif kepada para kader potensial.
Jenjang pendidikan kader tersebut merupakan upaya Pemahaman ideologi, sejarah, prinsip dasar partai.
Baca juga:
Tony Rosyid: Siapa Pasangan Ideal Anies?
|
Kader PDI Perjuangan yang telah mengikuti tahapan jenjang pendidikan kader bakal memahami dinamika politik serta strategi efektif dalam berpolitik.
PDI Perjuangan juga memberikan penekanan pada pengembangan kepemimpinan yang inklusif dan berbasis pada pelayanan kepada masyarakat.
Para kader diajarkan untuk menjadi agen perubahan yang mampu mengatasi tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat.
Kepala Badan Pendidikan Dan Latihan (BADIKLAT) DPC PDI Perjuangan Pangandaran Asep Noordin Rosihan Anwar mengatakan, Pendidikan Kader Pratama telah meluluskan 3 angkatan.
"Setiap angkatan Pendidikan Kader Pratama diikuti tidak kurang dari 100 orang yang terdiri dari struktur partai tingkat PAC, Ranting dan Anak Ranting, " kata Asep, Senin (01/04/2024).
Program pendidikan kader ini tidak hanya berfokus pada pembentukan kader untuk kepentingan internal partai, tetapi juga untuk memperkuat peran partai dalam masyarakat secara luas.
Berdasarkan data BADIKLAT DPC PDI Perjuangan Pangandaran beberapa bakal calon yang saat ini muncul hanya sebagian kecil yang telah menempuh jenjang pendidikan kader Pratama dan Madya serta berstatus guru kader.
Kader Pratama dan Madya serta guru kader diantaranya, Riki Zulfikri, Asep Noordin, Iwan M Ridwan dan Joane Irwan Suarsa (***)